"ITU" -ku

11.04.2007

AKU DAN PEGASUS

Seorang sahabat berkata padaku saat aku terdiam pada hari-hari burukku…
Pernahkah kau mendengar kisah seekor pegasus yang dengan lantangnya berlari menerjang badai yang kuat. Seluruh tubuhnya dipenuhi luka, badannya lelah, entah berapa lama ia berlari, namun ia tak menghiraukan semuanya, hanya demi sebuah impian yang oleh kebanyakan orang dipandang konyol. Topan apakah gerangan yang mampu menghentikan langkahnya? Sebab selangkahpun kini tak pernah terdengar. Padahal banyak orang yang sedang menanti kapankah langkah beraninya akan terdengar lagi.

Dan pada sahabat kukatakan…
Mungkin pegasus itu jera dengan luka-lukanya… salahkah bila ia mencoba sejenak pergi kembali ke surga untuk mencium aroma wanginya, untuk menyegarkan raganya…
Jangan tanyakan mengapa! Tak ‘kan pernah ia menjawab penyebabnya… kar’na mungkin yang ada di benaknya adalah segera pergi mencari penawar itu… Mungkin ia akan menjawab dengan tenang ketika dia telah sedikit sembuh dari lukanya…

Lantas aku terus bergumam pada diriku sendiri… bercermin… Aku dan pegasus…

AKU BUKAN PEGASUS!!!

Aku tak sehebat pegasus yang dengan gigihnya menerjang topan… Aku tak sekuat pegasus yang sanggup menahan pedih luka-lukanya… Aku juga tak setegar pegasus yang tetap dengan lantang melawan badai dengan keadaan buruknya… Terlalu lemah diriku untuk menjadi pegasus… Terlalu buruk diriku untuk disamakan seperti pegasus… Aku tak kuat menerjang angin yang melawanku dari berbagai arah… Aku tak sanggup biarkan tubuh dalam keadaan terhenti di udara… Aku tak ingin biarkan tubuhku terjun bebas ke bawah dan hancur seketika… Tapi aku juga tak kuasa menahan berat tubuh dan beban di punggungku… Hingga nantinya nyawaku terlepas dari ragaku yang mengenaskan… Mungkin ada baiknya aku hidup tanpa raga… Biar nyawaku terbang bebas dan tak ada yang sanggup hancurkan lagi terkecuali para malaikat datang memanggilku untuk kembali pada sang pencipta raga dan nyawa…

Label:


baca selengkapnya..
posted by Alianti Lazuardi at 17.38 2 comments

WHAT ??!

Pip piip pip piip… bunyi sms masuk di hp Rey, cewe’ tomboy yang tengah asyik memainkan benda itu. Segera ia buka pesan untuknya.
Pengirim : Joe-cHaT
Pesan : Ok! Gw tnggu lu di sna
Fiuh! Dari sejam yang lalu mereka membahas soal ketemuan akhirnya membuahkan hasil. Joe adalah kenalan Rey chatting. Hampir satu tahun mereka SMSan bahkan terkadang tak sungkan-sungkan mereka berbagi cerita alias “curhat”, tapi sampai detik ini mereka belum pernah bertatap muka secara langsung. Jangankan tatap muka kenal yang mana orangnya aja kagak…Si cowo’ ngakunya sih kuliah di kampus yang sama dengan Rey, ULER alias Universitas Lee Rosevelt (keren banget namanya).
Setelah menerima sms itu Rey langsung meluncur ke kelas Dilla. Dan… Brak!!!Rey bertabrakan dengan seseorang hingga sama-sama terjatuh. Sepertinya tak ada yang patut di salahkan tapi…
“Lo bisa liat ga’ sih ada orang jalan?” makinya setelah ia tau kalo orang itu adalah Aldo. Orang ini lagi… kenapa sih selalu aja dia… Menyebalkan!!! Pikirnya.
“Ya sory… Abiz gue keburu banget nih! Ga’ tau kalo di depan ada orang. Lagian Elo sendiri jalan sambil maen hp!” tangkasnya.
“Ye, Lu juga tuh, lari tapi gak liat-liat sekitar! Untung gue yang Lu tabrak, coba anak kecil, udah jadi tempe penyet tuh anak. Laen kali ya Mas, kalo lari jangan noleh belakang, sono noh, depan yang diliat!” memalingkan wajah cowo’ di depannya – ke arah depan.
Menangkis tangan Rey, “Kurang ajar banget sih Lo! Harusnya Lo juga ngaca! Laen kali ya Mbak, kalo jalan jangan sambil SMSan ato maen HP, sono noh, depan diliat bukan HP!” tangkis Aldo yang tidak mau kalah.
“Elo tuh ya… Ugh…!!!” Rey bertambah jengkel.
Aldo berdiri. “Terserah deh!”
“Emang susah ngomong ma Lo! Salah tapi tetep aja…ngeles!”
“Bawel!” celetuk Aldo dan meninggalkan Rey yang mencoba berdiri.
“Ye.. Lo tuh yang bawel! Cowo’ model apaan tuh, salah tapi gak ada tanggung jawabnya. Satu aja deh orang kayak Lo!!!” caci Rey.
“Sory gak ada waktu buat berdebat ama cewe’ kayak Lo!” teriaknya sambil meneruskan larinya.
“Dasar cowo’ brengsek!!!” cacinya sekali lagi, tapi cowo’ itu sudah menghilang, entah ngilang kemana dia. Masih ada ya orang kayak gitu?… Ngimpi apa gue tadi malem bisa ketemu lagi ama tu cowo’?!
Hmmm…Seperti peribahasa anjing dan kucing, benar-benar tidak bisa akur, kecuali si anjing kena kutukan jadi kucing, atau sebaliknya. Semenjak Aldo putus dengan Rey (kira-kira 1 tahun yang lalu) mereka jadi kayak anak kecil, bawaannya kalo ketemu berantem melulu. Gak jelas sih kenapa putusnya, yang jelas karena kehadiran orang ketiga. (Hohoho biasa… ujian orang pacaran…). Sebenernya mereka berdua masih sama-sama suka sih, tapi berhubung juga sama-sama muna’ alias munafik, mereka jadi sibuk menyembunyikan perasaan masing-masing, dan alhasil seperti ini nih, masalah kecil aja dibuat berantem. Kayak anak kecil kan?
********
“Serius Lo?!” begitu komentar Dilla, sohib Rey, setelah mendengar cerita dan pernyataan Rey tentang rencana ketemuan itu.
“Ya… Gak juga sih… Tapi, Gue bener-bener penasaran nih. Bayangin Dil, hampir satu taon gue kenal cuman lewat chatting n smsan ma tu cowo’ tapi lom pernah tau secara langsung kayak apa dia!” jawab Rey, “Tuh cowo’ beda dari yang laen, dewasa banget, itu yang bikin gue penasaran.”
Dilla hanya terpaku melihat sohibnya yang satu ini berubah jadi aneh. Gimana ga, Rey yang terkenal coolblooded dan cuek dengan segala hal yang berbau cowo’, tiba-tiba punya rencana konyol itu. Memang sih itu semua karena Dilla. Mulanya, 1 tahun yang lalu, Dilla maksa Rey untuk ikut ngNET , lebih tepatnya chatting. Saat itu juga Rey dapet 20 nomor HP sekaligus (maksudnya 20 kenalan). “Coba dulu salah satu sapa tau cocok,” celetuk Dilla sesaat sebelum Rey sempat menghapus ke20 nomor itu. Alhasil atas dasar iseng dan sekedar having fun, sekalian untuk ngelupain mantan (Aldo) juga sih, akhirnya hanya ada satu nomor yang nyangsang di HP Rey, nomor Joe-cHaT, 19 nomor yang lain… AMBLAS!!! Bulan ganti bulan, mereka berdua makin akrab, Rey semakin tak ragu lagi ma cowo’ini. Kedewasaan Joe berhasil hapus sedikit sikap cuek Rey, hingga hari ini dia mutusin untuk ketemuan.
“Lo udah siap?” ujar Dilla meyakinkan.
“Ya…. Siap gak siap… Kudu siap! Dari pada gue mati penasaran.”
“Kalo tuh cowo’ ancur, gimana? Siap Lo?”
“Ehm… ya… e…,” Rey kebingungan, “Ehm, kalo diliat dari kedewasaannya, mungkin umurnya sekitar… tau’ deh! Coba aja dolo.” Rey berusaha memastikan dirinya sendiri, membuang jauh-jauh pikiran tentang keancuran fisiknya, sedikit muna’ sih, tapi demi rasa penasaran.
“Yah, Elo tuh, ternyata cuek Lo masih bisa kalah ya ma penasaran Lo!” katanya. “Hmmm… gimana juga kalo tuh cowo’ ternyata Aldo?”
“Idih, amit-amit! Jangan sampe deh! Lagian ga’ mungkin banget! Aldo sedewasa itu? Kena sambet setan apa tuh orang? Mukjizat Illahi kalee…!” Sejenak terdiam, sepertinya memikirkan sesuatu. Kemudian… tersenyum licik…
“Kenapa sih Lo? Ide apa lagi nih?” tembak Dilla pas ke sasaran. Dilla tahu benar gerak gerik Rey. Di mata Dilla, Rey adalah cewe’ yang gak pernah kehabisan ide-ide gila!
“Hmm…” terus tersenyum licik, mengangkat-turunkan alisnya sambil menepuk bahu Dilla.
Dilla langsung menangkap maksud Rey, “Maksud Lo, gue yang ketemuan?”
“Tepat sekali!”
Di waktu yang sama dan tempat berbeda…
“Ogah!!!” jawab cowo’ indo setelah mendengar ide Aldo. Ide tentang apa itu? Yang jelas gak kalah gila dengan ide Rey.
Sementara di tempat Rey…
“Ayolah Dil, sekali aja! Elo tau sendiri kan kalo gue susah kenalan ama cowo’…”rayunya.
“Justru itu, ini saatnya Lo ngebuka diri lagi, dan…” belum sempat Dilla melanjutkan nasehatnya…
Rey memutusnya, “Aduh Dil, gak pake ceramah deh! Please… Sekali ini aja Dil!” kembali merajuk. “Ya…?”
“Iya iya! Elo tuh… gue pikir cara ini bisa bikin Lo berubah, ternyata tetep aja, malah gue yang apes!”
“Hehehehehe…”
“Moga Joe tuh Koko, meskipun bukan Koko paling gak mirip deh… Koko… Love U…”
“Mulai nih, virus fans berat Koko nempel lagi,” celanya, “Ok kalo gitu gue serahin semua ya ke Lo! Setelah itu terserah Lo apain tuh orang! Buat Lo juga gak apa-apa. Jangan lupa, nama gue Prisca bukan Rey, ketemuannya ntar jam 4 sore di taman Kampus C. Pake baju pink, warna kesukaan Lo, bawahan jeans. Dia pake kaos motiv garis-garis biru, bawahan jeans belel. Ntar hasilnya kasih tau gue.”
*******
Tepat jam 4 sore Dilla tiba di taman yang dimaksudkan Rey. Dia melihat seorang cowo’ – dengan ciri-ciri yang sama dengan yang disebutkan sohibnya – tengah duduk di kursi panjang di tengah-tengah taman. Dilla mengucek-ucek matanya, seperti tak percaya bahwa manusia itu adalah Koko. Ah, gak mungkin lah! Pasti gue ngimpi! pikir Dilla. Dilla mendekat ke arahnya. Dia beneran Koko, tapi… ah, gak mungkin! Pasti ini bukan Joe kenalan Rey! Tapi kalo bukan yang ini… yang mana lagi? Di sini sepi banget, gak ada manusia lagi selaen dia ma gue, lagian ciri-cirinya juga sama. Ngimpi… ngimpi… gue pasti ngimpi… gue kebanyakan berkhayal sih…atau kebetulan dia lagi nunggu orang laen kalee.
Sementara Rey membuntutin Dilla diam-diam dan bersembunyi di pohon yang Superrr Gede, beberapa meter di samping kiri bangku yang hendak dituju Dilla.
Dilla semakin dekat dengan Koko. Belum sempat ia duduk dekat Koko…
“Elo Prisca?” tanya Koko.
Deg deg deg deg… jantung Dilla yang sebelumnya sudah berdegup kencang sekarang serasa hampir mau copot. Ternyata bener!
“I… Iya.. Gue Prisca. Elo Ko… Koko… Ehm, sory, maksud gue, Elo Joe kan?” Dilla meyakinkan.
“Iya, gue Joe… ternyata Elo. Elo temennya Rey kan? Salam kenal,” sapanya sambil mengulurkan tangan.
Gila!!! Bagus banget nasib gue hari ini… Bisa salaman lagi… Makasih Rey…
Rey yang tengah melihatnya, menggeleng-geleng gak percaya. Ternyata itu yang namanya Joe. Gue pikir tuh orang sama kayak soulmatenya, Aldo, belagu ma cewe’. Beruntung banget Dilla.
Tiba-tiba…
Dingin… Gue megang apaan yah? Rey yang ada di samping kiri batang pohon gede merasa memegang sesuatu di pohon itu. Bentuknya kayak tangan, jangan-jangan…Rey mencoba menengok ke arah benda yang sedang dipegangnya, semakin bergidik, gak salah, itu tangan! Tangan sapa? Dan sesaat kemudian cewe’ yang berusaha menegarkan hatinya kini bertatapan dengan wajah yang ga’ kalah pucat dengannya. “Huuaaaaaaaaaaaa….!!!!!!!” mereka berdua sama menjerit.
???Kenapa hantu takut gue? Ada juga ya hantu yang mirip Aldo…Setelah puas menjerit, mereka berdua saling bertatapan.
“Rey?” ujar hantu jadi-jadian pikir Rey.
“Aldo?” ujar Rey.
“Wah, gile Lo! Lo bikin gue hampir aja mati kaget tau gak! Pake pegang tangan gue lagi! Gue pikir Lo hantu,” kata Aldo.
“Ya sama! Gue kira yang gue pegang tangan jin penunggu pohon sini, habisnya tangan Lo dingin banget! (sama kayak orangnya). Lagian ngapain sih Lo di sini? Ganggu orang aja.”
“Harusnya gue yang ngomong gitu! Lo ngapain juga di sini?”
“Gue lagi ngebuntutin temen gue. Makanya jangan berisik! Lo sendiri ngapain?”
“Gue lagi nunggu Ko…ko…”
?????
Oh My God! Ternyata Joe adalah Koko, dan gue musti ketemu lagi ama Aldo. Lagi-lagi ama tuh monyet! Kapan gue sehari aja tanpa kehadiran iblis itu?
Sore itu juga, seusai Dilla ketemuan, sesuai dengan janji ia langsung menuju ke rumah Rey dan menceritakan semuanya.
“Rey, pasang telinga Lo baik-baik ya, dan jangan pingsan duluan. Sebenernya Joe itu…” berat mengucapkannya.
“Koko kan? Gue dah tau Dil! Udah buat Elo aja! Gak masalah.”
“Bukan… bukan dia…” potong Dilla. “Gue tau Elo tadi buntutin gue dan sembunyi di deket pohon gede. Elo kira Joe dia? Bukan! Sebelumnya gue juga ngira dia, seneng malah. Tapi sebenernya bukan dia, dia sama kayak gue!”
“Maksud Lo disuruh gantiin peran buat ketemuan?”
“Bener!”
“Trus, yang asli sapa donk?” Rey semakin penasaran.
“Lo kenal koq! Dia gak jauh-jauh dari kehidupan Lo… yang selalu hadir di setiap hari dan bikin Lo jengkel.”
“Jangan bilang kalo dia Aldo! Dia bukan Aldo kan?”
Sesaat kemudian…Di waktu yang sama dan tempat yang berbeda…
“WHAT??!” Rey dan Aldo sama-sama kaget setelah tahu dari sohib mereka masing-masing kalau Joe = Aldo dan Prisca = Rey.
Ternyata dunia ini kecil ya… Berharap dengan kenalan ini dapat saling melupakan, ternyata malah mantan masing-masing. Sepertinya mereka berdua harus mengakhiri kemunafikan mereka.

Label:


baca selengkapnya..
posted by Alianti Lazuardi at 17.27 0 comments

11.02.2007

WASPADA, LEUKIMIA BISA MENYERANG SIAPA SAJA, TERMASUK KITA!!!

Ngeri memang kalau mendengar kata leukimia. Penyakit ini sering muncul sebagai pelengkap suatu karangan cerita novel, film, sinetron, dsb. Hanya mendengar dan tau cerita yang biasa disajikan saja sudah bergidik. Kita bahkan tak bisa membayangkan betapa menderitanya bila terkena penyakit ini. Apalagi kalau sudah di Vonis mati. Hmm…pastinya langsung ngDrop!
Sebenarnya apa sih penyakit ini? Dan bagaimana ia bisa menyerang kita? Apa saja gejalanya?
Let’s check it out!

APA ITU LEUKIMIA???
Penyakit ini termasuk penyakit akut yang ditandai dengan adanya satu type leukosit abnormal yang berkembang biak secara ganas dalam sumsum tulang dan kelenjar limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel-sel tak normal tersebut. Dan selanjutnya akan mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.

KLASIFIKASI
Berdasarkan perjalanan alamiah penyakit :
- Akut
Penjalaran penyakit leukimia yang sangat cepat, mematikan, dan terus menerus memburuk. Bila tidak segera diobati, dalam hitungan minggu bahkan hari, penderita dapat meninggal.
- Kronis
Penjalarannya tidak begitu cepat.

FAKTOR PENYEBAB
Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun kemungkinan karena faktor :
Radiasi
Hati-hati! Ternyata radiasi elektronik disekitar kita juga merupakan faktor penyebab leukimia. Dari beberapa sumber yang saya dapat, radiasi dapat meningkatkan frekuensi LMA (Leukimia Mielositik Akut).
Faktor Leukemogenic
Beberapa zat kimia juga diidentifikasi mempengaruhi frekuensi leukimia, diantaranya:
- racun lingkungan (benzena).Insektisida
- kemoterapi
- Herediter (Penderita sindrom Down. Penderita sindrom Down ini memiliki kemungkinan terjangkitnya penyakit leukimia akut 20 kali lebiih besar dari orang normal.
- Virus (retrovirus, virus leukimia feline, HTLV-1 pada dewasa)

GEJALA-GEJALANNYA
Cepat letih dan lesu
Berat badan menurun tanpa sebab tertentu
Demam
Labam tak jelas
Rasa sakit pada tulang
Kadar pernafasan tak jelas (shortness of breath)
Nafsu makan berkurang
Timbul bintik-bintik merah dan kadang kala berbentuk tajam di bawah permukaan kulit yang disebabkan pendarahan (petechiae)


Label:


baca selengkapnya..
posted by Alianti Lazuardi at 06.59 1 comments

PANJAT TEBING FANTASI

Dari tittle-nya mungkin sudah terbayangkan sesuatu yang seru di pikiran kalian, tapi bisa jadi lebi seru jika tebing diapresiasikan sebuah pagar. Penasaran?
Kisah ini aku alami saat masih duduk di kelas 2 SMP, tepatnya saat liburan puasa. Seperti biasa, setelah sholat shubuh aku dan teman-temanku jalan-jalan, sekedar cari udara segar sekaligus olahraga (plus cuci mata, hehehehe). Dan yang mendapat giliran menjemput sudah diatur secara bergilir. Tiba saat aku mendapat giliran menjemput mereka.
Mulanya setelah aku meletakkan mukenahku di rumah, aku mulai menghampiri rumah teman-temanku satu per satu. Rumah pertama yang aku tuju adalah rumah Norma, yang terdekat dengan rumahku. Dengan Pe-De-nya aku berjalan di pagi itu. Masih sepi pikirku. Bersiul-siul sedikit menghangatkan tubuhku, dingin!!!
Hampir sampai aku di rumah Norma, tiba-tiba nyaliku menciut ketika aku melewati rumah yang yang menjadi musuh bebuyutanku. Sebenarnya bukan aku tak suka dengan yang empunya, tapi karena anjing-anjing yang dipelihara, GEDHE-GEDHE BO’!!! GALAK LAGI!!! Ngeri… Tak sedikit yang jadi korban anjing-anjing itu, untungnya aku belum pernah ketiban sial seperti mereka, jangan sampe’ deh!
Tapi sepertinya dewi keberuntungan sedang tak berpihak padaku. Aku mencoba memastikan kalau pintu rumahnya tertutup, so pasti aman, karena biasanya pagi-pagi gini tuh anjing sama kayak majikannya, masih menggambar pulau alias ke alam baka (eh, maksud aku alam mimpi). Dan… ternyata, lagi-lagi dugaanku meleset, pintu ruang tamu dan pagar sedikit terbuka. Rupanya mereka (anjing-anjing itu) semalam ronda. Yang ada di pikiranku hanya bagaimana cara kabur dari mereka dengan selamat. Aku percepat langkahku, berharap segera sampai di rumah Norma yang tak jauh dari sana.
“Norma!!!” kupanggil namanya setibaku.
Kemudian…
Gruduk gruduk gruduk... Suara seseorang, atau seekor, atau apalah, terdengar berlari kearahku. Dan, benar-benar musibah, saat ku tahu kalau salah satu dari keempat anjing sialan itu mengejarku. Aku tak melihat sesuatu yang dapat menyelamatkanku, kecuali pagar rumah Norma. Dengan sigap aku panjat pagar itu, layaknya senior Pecinta Alam memanjat tebing. Sementara anjing itu terus menggonggong, semakin memacu adrenalinku. Bayangkan saja kalau ketiga temannya ikut serta mengerjaiku habis-habisan.
Sesaat kemudian kakak Norma keluar dengan setengah menertawakanku. Malu, capek, marah, campur jadi satu. Lengkap sudah pengalamanku, meski belum pernah mencicipi panjat tebing – berkat dia – paling tidak aku sudah tau bagaimana rasanya panjat pagar. MAKASIH!!!

Label:


baca selengkapnya..
posted by Alianti Lazuardi at 06.35 0 comments